Jakarta - Satu lagi nama calon presiden (capres) disodorkan pada publik. Ia adalah Yuzril Ihza Mahendra. Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin mantan Mensesneg ini, Rabu (16/7/2008) kemarin resmi mengajukan Yusril sebagai capresnya.
Yusril sudah tiga kali menjadi menteri. Ia mengaku capai berada di belakang layar terus. Suami Rika Kato ini yakin memiliki bekal yang cukup untuk menjadi orang nomor satu di negara ini.
"Saya mempunyai tingkat pengetahuan yang tidak perlu diragukan baik dari sisi pengalaman, keberanian dan terobosan," kata Yusril dalam wawancara dengan detikcom.
Apa sih keistimewaan Yusril dibanding tokoh lain? Solusi apa yang ditawarkan Yusril untuk mengatasi masalah bangsa ini? Bagaimana tanggapannya atas kasus-kasus yang bisa menjadi batu sandungan untuk maju menjadi capres?
Berikut wawancara Ronald Tanamas dari detikcom dengan Yusril Ihza:
Bisa diceritakan alasan anda maju dan mengikuti capres saat ini ?
Saya melihat persoalan-persoalan yang besar terjadi di dalam bangsa ini membutuhkan penyelesaian yang cerdas dan akurat. Selama ini saya telah banyak belajar mengenai keadaan bangsa ini seperti apa.
Selain itu saya juga merasa sudah cukup belajar dan capai bekerja di belakang layar terus. Daripada saya hanya berada di belakang terus, kenapa tidak saya mencoba menyelesaikan masalah-masalah ini.
Bagaimana anda melihat permasalahan yang dialami oleh bangsa ini. Menurut anda apa yang menjadi masalah utamanya ?
Masalah utamanya yang dihadapi bangsa ini adalah masalah ekonomi. Di mana banyak orang yang menganggur karena tidak ada pekerjaan dan banyak kepincangan yang terjadi antara kehidupan di desa dan perkotaan.
Masalah ini sebenarnya masalah struktur dan kebijakan di dalam memecahkan persoalan ini. Sebenarnya bangsa ini punya potensi lahan tidur yang selama ini tidak digunakan. Lahan tidur ini berada di wilayah kabupaten dan kotamadya yang dekat dengan ibukota.
Jika lahan tidur tersebut didayagunakan semaksimal mungkin, maka angka pengangguran akan berkurang. Jadi untuk memecahkan masalah ekonomi sebaiknya kita bangun dahulu basis ekonomi di pedesaan dengan tujuan untuk membantu ekonomi nasional.
Solusi seperti apa yang seharusnya dijalankan untuk menangani masalah seperti ini? Langkah besar apa yang akan anda tempuh ?
Ini adalah masalah yang disebabkan oleh sebuah kebijakan. Kebijakan yang dilakukan oleh negara di mana kita melihat lahan-lahan yang menganggur di daerah-daerah yang sebenarnya juga sudah dimiliki sebagian oleh orang-orang kota atau orang kaya.
Tetapi pemerintah sebagai skala nasional tidak dapat memberikan arahan ke bawah seperti tingkat bupati, walikota atau camat untuk membangunkan lahan-lahan yang menganggur tersebut untuk didayagunakan pembangunan ekonomi pada tingkat rakyat.
Sebenarnya kita juga mempunyai modal-modal yang cukup besar pada bank pemerintah yang sampai saat ini tidak didayagunakan secara optimal karena seperti kita ketahui ini juga menyangkut policy. Policy penyaluran kredit yang diserahkan kepada siapa.
Sudah mulai kelihatan policy ini mengulang pola-pola yang lama di mana kredit diberikan kepada beberapa kelompok orang. Ketika kelompok orang-orang tersebut melakukan reshuffle secara besar dan menjadi kolaps karena krisis terhadap DPR juga, maka negara menjadi kelimpungan.
Menurut saya, seharusnya bank-bank pemerintah khususnya yang berada di kabupaten melakukan pendayagunaan dan bimbingan penyuluhan kepada rakyat, yang saya kira sudah mau dan rajin bekerja, cuma tidak tahu harus berbuat apa. Karena itu jika lahan-lahan tersebut dioptimalkan saya yakin pertumbuhan ekonomi dalam tingkat pedesaan bisa diandalkan.
Sekarang kita tahu banyak orang desa pergi ke kota untuk mendapatkan kehidupan layak. Dan di perkotaan membangun rumah. Jika akhirnya semua pindah ke kota, maka dapat dipastikan banyak pemuda yang menjadi hilang akal dengan sebagian menjadi preman, ada yang ngaco dan berbuat negatif karena tidak ada pekerjaan.
Padahal kalau mau sedikit didayagunakan, maka masalah ekonomi seperti ini tidak akan muncul.
Di sinilah kebijakan tersebut digunakan yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai decision maker. Jadi jelas apa yang harus dilakukan pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan dan mensosialisasikan kebijakan tersebut.
Sandungan terberat anda untuk menjadi capres adalah dugaan melakukan korupsi saat menjabat sebagai Mensesneg, bagaimana anda menyikapi permasalahan ini ?
Tidak ada kasus seperti itu. Kita harus bisa membedakan antara fakta dan opini yang dibentuk oleh media massa. Kita tidak harus berkutat terhadap persoalan-persoalan seperti itu. Orang bisa saja membuat opini, tapi itu kan belum tentu sebuah kebenaran. Jika opini tersebut terus diangkat bisa berubah menjadi sebuah propaganda.
Persoalannya adalah jika ada orang yang mau melakukan perubahan dengan memiliki sebuah kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah di negeri ini bisa diganjal karena pembentukan opini seperti ini. Bisa dilihat kok selama saya bekerja di dalam pemerintahan apakah ada sebuah
kekhawatiran yang muncul disebabkan oleh kesalahan saya, tidak kan?
Terus terang, perasaan saya menjadi tidak enak karena masalah korupsi ini. Saya katakan kepada anda kalau presiden telah menulis surat kepada saya setelah satu hari saya berhenti. Bapak Presiden menyampaikan maaf dan mengatakan keputusan ini diambil karena desakan berbagai pihak dan mengakui saya tidak ada salah dalam kasus apapun. Itu yang pertama.
Kedua, jika saya salah, kenapa bapak presiden menawarkan saya menjadi ketua Mahkamah Konstitusi. Kesimpulanya ada sebuah konspirasi besar dalam kabinet supaya saya mundur dari kabinet. Itu saja.
Dalam mengikuti capres ini apakah anda sudah mempertimbangkan suara pemilih perempuan yang biasanya berpengaruh besar terhadap pemilihan capres ?
Saya pikir baik pria maupun perempuan memiliki suara dan hak yang sama. Bisa dilihat suara profesor dengan tukang becak ataupun anak-anak memiliki kekuatan yang sama. Saat saya jalan-jalan ke daerah dan kabupaten, saya tidak melihat suara perempuan mempunyai pengaruh yang besar untuk ikut pemilihan di tahun 2009.
Sebenarnya apa yang membuat anda begitu istimewa untuk bisa mengikuti pemilihan capres nanti ?
Pertama, saya melihat saya mempunyai umur yang lebih muda dibandingkan calon-calon yang lain. Kedua, saya juga mempunyai tingkat pengetahuan yang tidak perlu diragukan baik dari sisi pengalaman, keberanian dan terobosan.
Sebagai contoh, anda bisa lihat setiap kebijakan yang saya ambil adalah keputusan-keputusan dari sesuatu yang kongkret terhadap pemasalahan yang dialami bangsa ini. Keputusan itu sarat dengan kecepatan dan keakuratan data tentunya.
Kemudian bisa saja karena hal seperti ini ada orang yang tidak suka dengan saya dan keputusan saya. Tapi tidak sedikit orang yang menilai setiap keputusan saya, melihat ini sebagai sebuah terobosan yang baik.
Namun bagi orang yang tidak suka berusaha mencari celah terhadap diri saya dengan melontarkan isu-isu seperti korupsi-korupsi tadi. Namun kasus seperti itu bisa dibuktikan dengan penyelidikan yang dilakukan oleh Kejagung atau KPK yang sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.
Akhirnya saya berpikir ini merupakan salah satu cara yang tidak fair dalam satu kompetisi politik yang sehat.
Namun sebaiknya hal seperti itu harus juga dipertimbangkan karena bisa saja ini dijadikan sebagai senjata oleh lawan politik anda ?
Sampai sekarang, selama saya melakukan perdebatan-perdebatan politik, tidak ada yang menyinggung masalah ini. Namun tiba-tiba detikcom mengangkat masalah ini (detikcom memberitakan 'Kasus Korupsi Jadi Batu Terjal Yusril di Pilpres 2009') dan menjadikannya sebuah isu.
Jangan-jangan detikcom mempunyai target politik dengan mengangkat masalah seperti ini. Saya sebagai seorang politisi juga punya hak untuk bertanya kepada media untuk apa isu seperti ini di blow up? Atau jangan-jangan detikcom punya target politik tertentu dalam pemilihan calon-calon presiden 2009?
Biodata Singkat:
Nama Lengkap: Yusril Ihza Mahendra
Tempat/Tanggal Lahir: Belitung, 5 Februari 1956
Agama : Islam
Istri: Kessy Sukaesih (cerai), Rika Tolentino Kato
Anak : Yuri, Kenia, Meilan, dan Ali Reza
Pendidikan:
-S-1 jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI (selesai pada 1983)
-S-1 jurusan Filsafat Fakultas Sastra UI (selesai pada 1982).
-S2 Graduate School of Humanities and Social Science, Universitas Punjab (India) pada 1984.
-S-3 dari Institute of Post Graduate Studies, Universitas Sains Malaysia (1993)
Pengalaman akademis:
-Staf pengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
-Staf pengajar di Akademi Ilmu Pemasyarakatan, Depkeh (1983)
-Staf pengajar di Program Pascasarjana UI dan UMJ
-Staf pengajar Fakultas Hukum UI
Pengalaman organisasi:
- Wakil Ketua Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (1981-1982)
- Anggota DPP Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (1996-2000)
- Ketua pengkajian hukum merangkap wakil ketua Dewan Pakar ICMI wilayah DKI Jakarta (1996-2000)
Pengalaman di kabinet:
-Menkeh dan HAM (26 Agustus 2000-7 Februari 2001)
-Menkeh dan HAM Kabinet Gotong Royong (Agustus 2001-2004)
-Mensesneg Kabinet Indonesia Bersatu (20 Oktober 2004-2007).
(ron/iy)
Sumber : Ronald Tanamas - detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar