Oleh Entin Supriati, Kontributor INILAH.COM
INILAH.COM, Jakarta - Kekurangan vitamin D amat umum pada bayi. Temuan terbaru menyebutkan bayi yang mendapat air susu ibu berpotensi lebih besar kekurangan vitamin D daripada yang mengkonsumsi susu formula.
Ini adalah hasil studi yang cukup menghentak mengingat selama ini segala yang terbaik diperoleh dari ASI.
Penelitian itu dilakukan pada 380 bayi dan anak di bawah usia lima tahun di rumah sakit anak-anak Boston. Sebanyak 40% di antaranya mendapatkan vitamin D amat standar, dan 12% lainnya secara klinis digolongkan kekurangan vitamin D.
Anak-anak dan balita yang mendapat ASI 10 kali lipat kekurangan vitamin D dibanding yang mengkonsumsi susu botolan.
Vitamin D yang merupakan hasil sintesa tubuh dibantu sinar matahari memainkan peranan penting dalam upaya mengurangi risiko diabetes, mutiple scerosis, dan beberapa jenis kanker.
Gejala kekurangan vitamin D meningkat pada anak-anak dan dewasa, karena gaya hidup modern yang lebih banyak beraktifitas dalam ruangan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan Archieves of Pediatrics and Adolescent Medicine itu langsung menuju inti debat selama ini, yaitu seberapa banyak kebutuhan vitamin D dan bagaimana cara terbaik untuk mendapatkannya.
Profesor James A Taylor dari Fakultas Kedokteran University of Washington menulis artikel yang mengkritik lemahnya konsensus di antara pakar kesehatan, untuk menetapkan tingkat vitamin D yang memenuhi syarat kesehatan.
Selain itu, hanya sedikit riset yang memperlihatkan efek jangka panjang dari kekurangan vitamin D pada usia amat sangat muda.
Penelitian yang berlangsung di Boston antara 2005 hingga 2007 itu menunjukkan anak-anak dan dewasa yang berkulit gelap cenderung kurang vitamin D karena ada ekstra pigmen yang menghalangi tubuh mensintesa vitamin D. Kemampuan itu makin merosot pada musim dingin.
Pada penelitian itu hanya 20 anak yang mendapat ASI eksklusif dan hanya enam di antaranya yang mendapat suplemen vitamin D.
Kekurangan vitamin D pada balita yang disusui disebabkan oleh ibunya yang memang tergolong kurang vitamin tersebut. Sedangkan pada susu formula umumnya telah ditambahkan bahan yang mengandung vitamin D.
Sebagian pakar menyebutkan tambahan suplemen vitamin D pada ibu atau balita ber-ASI dianggap tidak perlu, sepanjang mendapat cukup sinar matahari pagi. [L1]
27/06/2008 12:18
Berapa Banyak Kebutuhkan Vitamin D?
Tiara Anisa, Kontributor INILAH.COM
INILAH.COM, Jakarta - Vitamin D dibutuhkan untuk membangun tulang yang kuat dan membantu mencegah osteoporosis, selain juga berperan mencegah jenis penyakit lain. Penelitian terkini menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D bisa mengakibatkan penyakit jantung dan depresi.
Ada banyak cara mudah mendapatkan vitamin D, di antaranya dengan menghabiskan waktu beberapa menit di bawah sinar matahari pagi, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin D, dan konsumsi suplemen khusus.
Menurut The National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, manusia bisa mendapatkan cukup vitamin D dengan menghabiskan waktu sebanyak 15 menit tiap 2-3 kali dalam sepekan tanpa menggunakan sun block.
Kulit telanjang bisa menyerap ultraviolet radiation (UV rays), yang mengumpulkan vitamin D. Selain mengkonsumsi suplemen, Anda juga bisa mendapatkan vitamin D melalui ikan salmon, tuna, dan minum jus jeruk. Produk lain yang bisa menambah vitamin D adalah sereal, yogurt, kacang-kacangan, dan mentega.
Guna memenuhi kebutuhan vitamin D, The National Institutes of Health (NIH) menyarankan takaran harian sebanyak 200 international units (IU) untuk usia 50 tahun ke bawah, 400 IU untuk 51-70 tahun, dan 600 IU untuk di atas usia 70 tahun.
Sedangkan bayi yang menyusui membutuhkan vitamin D sebanyak 400 IU. Untuk wanita yang hamil atau menyusui disarankan mengkonsumsi vitamin D sebanyak 2.000 IU perhari. [L1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar