Sabtu, 26 Juli 2008

Ibu sehat, anak cerdas

Oleh Dr. Umar Zein

Kasus anak dengan gizi buruk yang sakit, kemudian dibawa ke rumah sakit, diusahakan untuk diobati agar sembuh, namun akhirnya meninggal dunia, lalu menjadi berita hangat. Hal ini merupakan suatu kondisi hilir yang telah melalui proses panjang dan dimulai ketika si anak masih berada di dalam kandungan sang ibu.

Kemiskinan di negara ini menyebabkan banyak gangguan, termasuk gangguan kesehatan dan hambatan pendidikan. Ibu yang tidak sehat dan kurang pengetahuan serta rendahnya pendidikan, menyebabkan status kesehatannya juga rendah sehingga akan melahirkan anak-anak yang kurang sehat dan kurang cerdas. Anak yang kurang sehat dan kurang cerdas tentunya akan mengalami tumbuh kembang tidak optimal serta masa depannya juga tidak optimal.

Penanggulangan kemiskinan membutuhkan upaya yang terus menerus karena kompleksnya permasalahan dan keterbatasan sumber daya. Karena itu harus melibatkan multi sektor dan lintas stakeholder terkait. Rendahnya kemampuan ekonomi sebuah rumah tangga sangat miskin (RTSM) membawa dampak pada buruknya kualitas nutrisi dan gizi, serta menyebabkan banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pelajarannya di bangku sekolah. Sebagian di antaranya harus bekerja keras membantu orang tuanya mencari nafkah untuk keluarga dan sebagian lagi menjadi anak jalanan.

Program keluarga harapan
Dalam kerangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan sistim jaminan sosial, mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) di beberapa provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, DKI, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 2008 akan dilaksanakan lagi di 6 provinsi yakni Sumatera Utara, NAD, Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Banten dan Nusa Tenggara Barat. Pelaksanaan PKH ini diharapkan akan membantu penduduk termiskin yang membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak.

Pelaksanaannya berkesinambungan setidaknya sampai tahun 2015. Sasaran PKH adalah ibu hamil, anak usia sekolah dari rumah tangga sangat miskin. Untuk Kota Medan sudah ditetapkan program bantuan ini di 11 kecamatan yang rencananya akan bergulir tahun 2008 dengan jumlah kuota RTSM sebanyak 17.417. Ke-11 kecamatan tersebut meliputi Medan Denai, Medan Amplas, Medan Tembung, Medan Johor, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Barat, Medan Belawan, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Sunggal.

Tujuan PKH
Jika pelaksanaan PKH ini berlanjut sesuai dengan konsepnya, setidaknya hingga tahun 2015, akan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (millennium Develompment Goals = MDGs). Setidaknya ada 5 komponen yang akan terbantu, yaitu pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, serta pengurangan kematian ibu melahirkan.

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil pada keluarga sangat miskin sering tidak memadai sehingga berdampak pada buruknya kondisi kesehatan bayi yang akan lahir, bahkan dapat menimbulkan kematian. Rendahnya derajat kesehatan keluarga sangat miskin berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0-5 ta-hun.

Besaran bantuan PKH akan berubah dari waktu ke waktu tergantung kondisi keluarga yang bersangkutan, dan kepatuhan keluarga dalam memenuhi kewajiban. Besaran bantuan berkisar antara Rp600.000 sampai Rp2.200.000 yang terdiri dari bantuan tetap sebesar Rp200.000, bantuan pendidikan SD/MI sebesar Rp400.000, bantuan SMP/MTs sebesar Rp800.000 dan bantuan kesehatan untuk ibu hamil/nifas, bayi serta balita sebesar Rp800.000.

Ibu harus sehat
Supaya anak sehat, ibu harus sehat. Sedangkan ibu sehat, belum tentu anak sehat. Seorang ibu yang sehat diharapkan akan melahirkan anak yang sehat dan cerdas pula. Saat kehamilan dan persalinan merupakan masa yang penting bagi kesehatan optimal buat sang ibu. Kematian ibu di masa ini, menjadi tolok ukur akan kesadaran tentang kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat.

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara. AKI dan angka kematian bayi baru lahir (AKBBL) di Indonesia jauh dari target yang harus dicapai pada 2015. AKI masih 307 per 100 ribu kelahiran hidup (KH). Target MDGs 102 per 100 ribu. Sementara AKBBL 35/1.000 KH. Target MDGs sebesar 15/1.000 KH.

Di Indonesia, 50 dari 1.000 bayi meninggal sebelum menginjak usia lima tahun. Berbagai macam penyakit muncul sebagai penyebab. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) menduduki peringkat pertama. Sementara di posisi kedua adalah diare. Dari data tahunan, tingkat kematian balita akibat diare mencapai 100.000 jiwa per tahun. Setiap hari, 273 balita dan kalau dihitung per jam, ada 11 nyawa balita hilang. Di dunia, diare adalah pembunuh balita tertinggi.

P4K
Untuk mencegah terjadinya kematian ibu melahirkan, Depkes RI mengembangkan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Program ini akan mendata identitas ibu hamil dan beberapa persiapan dalam menghadapi persalinan. Kesiapan itu meliputi, siapa yang melakukan pertolongan persalinan, dimana tempat bersalin, siapa yang menyediakan transportasi saat persalinan, siapa yang menyediakan dana, calon donor darah dan metode KB apa yang dilakukan setelah melahirkan. Itu harus tercatat pada stiker yang terpampang di rumah setiap ibu hamil.

Dalam hal ini, penting artinya petugas melakukan pendataan terhadap ibu hamil sehingga laporan secara berjenjang bisa terlaksana. Data yang ada harus disesuaikan dengan data di lapangan. Program P4K ini seharusnya berjalan sinergis dengan program PKH di lapangan dan tidak tumpang tindih.
Kematian ibu dan bayi, khususnya bayi baru lahir dan masalah gizi, baik pada anak-anak maupun ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi dan sangat kompleks. Sehingga, perlu ditangani bersama-sama dengan memanfaatkan dan menggalang berbagai sumber daya yang ada.

Melalui P4K dengan stiker yang ditempel di tiap rumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Supaya pemantauan berhasil dengan baik, maka dari sisi masyarakat perlu dipersiapkan dengan sistem kesiagaan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Fungsi stiker ini untuk mempermudah pengontrolan dan pemantauan secara intensif oleh warga dan masyarakat di sekitarnya. Dengan cara ini diharapkan ibu hamil segera ditolong saat akan melahirkan bayinya.

Data Depkes RI menunjukkan bahwa di Indonesia saat ini 24 persen proses persalinan dilakukan dukun yang tak paham persalinan secara medis. Sedangkan 76 persen memang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Diperkirakan tahun ini 15.000 ibu bersalin akan meninggal bila tidak segera dilaksanakan gerakan terpadu. Nasib serupa juga akan diikuti 100.000 bayi baru lahir jika gerakan tersebut tidak segera dilaksanakan.

Bila cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih mencapai sedikitnya 85 persen dan menerapkan 4 aksi P4K di setiap komunitas, diperkirakan 6.000 nyawa ibu bersalin dan 19.000 bayi baru lahir setiap tahunnya dapat diselamatkan di Indonesia.

P4K yang dicanangkan tahun 2007 di 33 provinsi baru mencakup 88 kabupaten/kota. Pada tahun 2008 akan diperluas ke seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Khusus (PONEK) RS terus ditingkatkan. Dalam rangka percepatan penurunan AKB akan dilakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Untuk memantau perkembangan dan kesehatan bayi dan anak, penggunaan buku KIA diperluas di seluruh Indonesia. Tata laksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis spontan) dan berat badan lahir rendah (BBLR) serta revitasilasi Posyandu dan pemberian ASI ekslusif dengan inisiasi menyusui dini bayi baru lahir. Sedangkan untuk menanggulangi kurang gizi pada anak balita, terutama pada keluarga miskin, akan diberikan MPASI (makanan pendamping air susu ibu).

Jadi, upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik agar kualitas generasi penerus bangsa ini lebih baik. Upaya ini harus didukung sepenuhnya oleh lintas sektor, swasta dan masyarakat agar pelaksanaannya berlangsung baik dan lancar serta tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan dimanapun.

Penulis adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan

(ron)

SUMBER : WASPADA ONLINE

Tidak ada komentar:

Salurkan Aspirasi Politik Anda, Mari Bergabung bersama Kami Partai Bulan Bintang

Permendagri No 24 Tahun 2009 Ttg Pedoman Cara Perhitungan Bantuan Kauangan Parpol Dlm APBD